Langsung ke konten utama

JIWA TERLEPAS


Dulu engkau selalu senyum dengan semua orang
Tutur bahasa nan indah kau berikan
Hati yang lemah lembut tersampaikan
Jiwa tenang membawa kedamaian

Hari demi hari ragamu melemah
Terdengar nafas tersendak-sendak
Keriput seluruh tubuhmu
Rambut memutih karena waktu

Ketika kau terbaring lemah
Semua menangis dihadapanmu
Tak tahu kapan ajal menjemputmu
Tapi kau masih bisa tersenyum

Jiwa terlepas oleh raga
Hembusan nafas seketika lenyap
Mengeras diseluruh tubuh
Batin mengetuk untuk mengikhlaskanmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tak bisa

Rona wajahmu sahda dimataku Hilir sungai melewati cakrawala Ragamu raksi melawan sepi Gersik mengusikku Dewala kersang ditimpa panas yang bergejolak Jelih matamu berlinang-linang Lentus mengusap jemariku Yang meringis menyentuhmu

Berharap

                  BERHARAP Hati penuh harap akan karya tercipta luas Wajah lesuh jikalau hanya terkenang dibuku Letih tangan menggemgam pena tanpa ada jawaban Benak penuh kata sajak yang akan disampaikan Gelisah... apakah karayaku akan diterima kaki seakan terus ingin melangkah Tapi entah ingin melangkah kemana Jalan berliku, jalan sesak telah ia lalui Tangan tak terpisahkan oleh pena Jiwa menggerakkan raga sana-sini coretan kertas putih menua dengan pemiliknya.

Takdir nelayan

Kayu rapuh terombang-ambing Laut mengganas dengan ombaknya Bising angin menerpa layar Kelam langit ingin membunuh Megap-megap nelayan gundah Menengah merapah doa kepada Tuhan Deraian air mata memohon pertolongan Cetar petir awan hitam Tangan Kacar tiang layar Lencir abun-abun untuk selamat Namun sampan telangkup nelayan terlerai Nelayan terbawa ombak ganas