Langsung ke konten utama

Gelabah desuk

Terjebak di jaring
Ku tak bisa mengiring
Nada hati yang garing
Di jiwa yang miring

Terlepas dalam jebak
Racun dalam benak
Seakan mengalir dalam darah
Di urat kaki dan kepala

Tegak kaki bergetar
Di atas bumi yang gempar
Hiruk belahan jiwa yang mengirat
Jiwa yang terlepas dari dekapan

Hitung coba kau hitung
Tetes air hujan yg turun Dari segumpal awan berat
Jikalau kau bisa hitung
Dirimu itu pasti berbohong

Cintaku yang menghilang
Bagaikan tetes hujan yang menguap.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tak bisa

Rona wajahmu sahda dimataku Hilir sungai melewati cakrawala Ragamu raksi melawan sepi Gersik mengusikku Dewala kersang ditimpa panas yang bergejolak Jelih matamu berlinang-linang Lentus mengusap jemariku Yang meringis menyentuhmu

Berharap

                  BERHARAP Hati penuh harap akan karya tercipta luas Wajah lesuh jikalau hanya terkenang dibuku Letih tangan menggemgam pena tanpa ada jawaban Benak penuh kata sajak yang akan disampaikan Gelisah... apakah karayaku akan diterima kaki seakan terus ingin melangkah Tapi entah ingin melangkah kemana Jalan berliku, jalan sesak telah ia lalui Tangan tak terpisahkan oleh pena Jiwa menggerakkan raga sana-sini coretan kertas putih menua dengan pemiliknya.

Takdir nelayan

Kayu rapuh terombang-ambing Laut mengganas dengan ombaknya Bising angin menerpa layar Kelam langit ingin membunuh Megap-megap nelayan gundah Menengah merapah doa kepada Tuhan Deraian air mata memohon pertolongan Cetar petir awan hitam Tangan Kacar tiang layar Lencir abun-abun untuk selamat Namun sampan telangkup nelayan terlerai Nelayan terbawa ombak ganas